Menurut kamu, segarnya rujak tuh karena apa? Cukup karena bumbu kacangnya yang harum, buahnya yang baru ngupas, atau keduanya? Hayolooo...jangan-jangan kamu tipe "yang penting ada, yang penting bisa makan." 😂 Hati-hati, lho, ntar jomblonya kelamaan. Hahaha.
Ngomongin camilan yang segar-segar seperti rujak, tidak banyak aku temui warung rujak yang punya ciri khas. Artinya, sebagian besar rujak ya standard pabrik. Di Banjarnegara, ada warung rujak yang katanya enak banget. Rujak Klampok, namanya. Betempat di warung mungil dekat Kantor Pos Purwareja Klampok, rujak ini telah melegenda. Bagaimana tidak, konon yang jual adalah seorang perempuan lanjut usia. Sayangnya nih, sampai saat ini aku belum juga menemukan warung rujak tersebut. Pernah suatu hari sengaja mencari warung rujak simbah.
Berjalan dari Kantor Kecamatan Purwareja Klampok sampai Kantor Pos, namun yang aku dapati di sekitar Kantor Pos hanya sebuah warung yang terbuat dari anyaman bambu. Itu pun dalam keadaan tertutup alias tidak dibuka. Ini saking penasarannya dengan rujak yang katanya endeus markodeus. Setalah mencari informasi ke sana-sini, ternyata memang suda lama tutup. Kecewa? Pastinya lah, penasaran soalnya. Tapi setelah tahu ada rujak ulek Bu Suhar, kecewa pun hilang.
Ngomongin camilan yang segar-segar seperti rujak, tidak banyak aku temui warung rujak yang punya ciri khas. Artinya, sebagian besar rujak ya standard pabrik. Di Banjarnegara, ada warung rujak yang katanya enak banget. Rujak Klampok, namanya. Betempat di warung mungil dekat Kantor Pos Purwareja Klampok, rujak ini telah melegenda. Bagaimana tidak, konon yang jual adalah seorang perempuan lanjut usia. Sayangnya nih, sampai saat ini aku belum juga menemukan warung rujak tersebut. Pernah suatu hari sengaja mencari warung rujak simbah.
Berjalan dari Kantor Kecamatan Purwareja Klampok sampai Kantor Pos, namun yang aku dapati di sekitar Kantor Pos hanya sebuah warung yang terbuat dari anyaman bambu. Itu pun dalam keadaan tertutup alias tidak dibuka. Ini saking penasarannya dengan rujak yang katanya endeus markodeus. Setalah mencari informasi ke sana-sini, ternyata memang suda lama tutup. Kecewa? Pastinya lah, penasaran soalnya. Tapi setelah tahu ada rujak ulek Bu Suhar, kecewa pun hilang.
Baru-baru ini, Rujak Bu Suhar menjadi penolong bagi aku dan Tante yang sempat salah memilih tempat kuliner di Purbalingga. Kok bisa? Bisa lah, berbekal rasa penasaran, kami ngebet banget makan bla bla bla (sensor). Setelah masuk warung dan mulai menukmati kulinernya, lha kok ZONK banget. Hahaha. Merasa tidak mendapat gizi, siang itu kami memutuskan untuk lari ke rujak ulek Bu Suhar yang berlokasi di Jl. Raya Klampok, arah ke Susukan, sebelum Ethnic Cafe, kiri jalan jika dari timur. Wuiih...alamatnya lengkap banget, ya. Kalik saja kamu ingin juga merasakan rujak uleknya Bu Suhar. Hahaha.
Rujak Bu Suhar sudah cukup lama menjadi langganan kami. Ketika punya rencana ngedate di sekitar Purbalingga, biasanya kami mampir dulu ke sini. Ada yang membuat kami harus mampir jajan rujak di sini ketika jalan ke arah barat. Seperti ada rasa kangen dengan rujak nya Bu Suhar, seperti ada magnet yang menarik kami ke sini.
Lalu, kenapa rujak ulek Bu Suhar ngangenin? Berikut aku kasih tahu jawabannya, ya!
Bu Suhar itu Baik Banget
Sampai blog post ini diterbitkan, Bu Suhar belum paham kami orang mana. Kadang kami mampir warung dalam keadaan rapih karena masih jam kerja, pakai baju dinas, gitu. Minggat. Beberapa kali juga kami singgah di sini dalam keadan necis kinyis-kinyis dengan penampilan sok gaul macam anak SMA. Meski Bu Suhar belum laham pelanggannya orang mana, tapi beliau tetap ngobrol renyah, tanya ini-itu tanpa kepo kayak kamu yang tiap hari cari tahu aktivitas mantan lewat instagram padahal dia sudah unfoll akun kamu. HAHAHA.
Bumbunya Sederhana, Tapi Punya Cita Rasa yang Luar Biasa
Kamu tim yang suka bumbu kacangnya sudah diremukin atau yang masih fresh? Kacang goreng yang digunakan sebagai bumbu rujak sebenarnya terasa lebih harum ketika masih utuh dalam bentuk biji ketimbang yang sudah dihaluskan. Namun akan terasa sama jika dibuat oleh Bu Suhar.
Di sini seluruh bumbu sudah diracik. Maksudnya, gula jawa sudah dicairkan, kacang goreng sudah dihaluskan, pun dengan garam. Ehya emang ada garam yang ngga halus, gitu. 🤣 Jadi untuk pembuatan bumbu rujak tidak akan menyita banyak waktu. Dan yang aku suka, ada campuran sedikit terasi di sini. Ugh...ini magnet banget. Harumnya terasi ini membuat cita rasa rujak Bu Suhar memiliki karakteristik, punya kekuatan yang luar biasa. Heilaah...dalam banget bahasanya. 😂 Belum lagi cabai yang digunakan adalah cabai syeiton, cocok banget buat kamu yang suka pedas.
Eeeh...misal kamu tidak suka bumbu terasi atau tidak suka pedas, bisa banget rikues ke Bu Suhar. Sudah dibilang tadi ya, Bu Suhar itu baik banget dan pasti menerima tiap request dari pelanggannya. 😉
Buahnya Segar, Bisa Dimakan Bareng Kerupuk atau Gorengan
Satu hal paling penting dan paling aku perhatikan saat membeli rujak adalah buahnya. Aku sangat amat malas jika makan rujak tapi buahnya letoy, loyo, alum. Disantap kurang greget dan yang menyantap pun tidak bergairah karena rasanya akan beda. Tapi itu tidak akan kamu dapat di rujak Bu Suhar.
Di meja tempat ulek rujak, berjejer macam-macam buah. Bu Suhar baru akan mengupas buah ketika ada pembeli. Jadi buah terasa segar. Lama ngupasnya? Emmm...tidak begitu lama, belum lima menit kadang dua porsi rujak mendarat dengan syantik di depan kami yang sedang duduk santai di warung sambil makan gorengan atau jajanan lain yang tersedia di warung.
Tempatnya Bersih, Meski Tidak Luas
Nah ini, mau makan apapun kalau tempatnya bersih, tuh, terasa nyaman dan bikin betah, kan. Apalagi didukung dengan cita rasa kulinernya yang tidak mengecewakan, tambah maknyos. Kamu akan menjumpai tempat bersih yang tidak begitu luas di warung rujak ulek Bu Suhar. Tapi tenang, insya allah tetap nyaman.
Nah, buat kamu yang melintasi Jl. Raya Klampok-Susukan, bisa nyobain rujak ulek Bu Suhar, lho. Harganya cukup eamah di kantong yaitu Rp 8 ribu per porsi. Buka dari jam 08.30-17.00 WIB. 😉 Oiya, semoga tempat duduknya bisa upgrade ke yang lebih nyaman lagi ya, Bu. Kursi yang ada senderannya, gitu. Biar kami tidak manja lendot sana-sini. 😂