Agrowisata Kebun Strawberry Gunung Lompong, Purbalingga
Kebun buah dengan warna merah menyala itu tidak hanya berada di Malang atau Tegal, lho. Tidak jauh dari tempat tinggal saya, yaitu Banjarnegara, terdapat dua kebun Strawberry yang hampir tiap weekend ramai.
Dua kebun Strawberry yang berlokasi di kota yang sama yaitu Purbalingga, namun berbeda lokasi. Satu kebun berada di Desa Gunung Lompong atau yang lebih terkenal dengan sebutan kawasan Telkom. Sedangkan satunya, yang paling banyak kebun berada di Desa Serang.
“Gua Lawa, sih, tahu. Jalannya sudah beraspal, kok. Hanya saja naik turun serta berkelok, gitu. Tapi, kalau Agrowisata Kebun Strawberry, saya belum pernah ke sana. Lewat Bobotsari saja ya, Dah.” Ujar teman saya yang tinggal di Purbalingga kota. Cukup lega saat tahu jalannya sudah mulus!
Usai susur Gua Lawa, saya bersama Tante dan Umi agaknya ragu untuk melanjutkan perjalanan ke kawasan Agrowisata Kebun Strawberry. Soal, sebelumnya kami telah menempuh perjalanan sepanjang 25 km dari pusat kota Purbalingga menuju Gua Lawa yang berlokasi di Kecamatan Karangreja. Cukup jauh. Hampir satu setengah jam kami mengendarai sepeda motor.
Ya, kami menuju Gua Lawa dengan mengendarai sepeda motor. Ini kali pertama kami piknik ke Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Belum tahu dan paham kondisi jalannya seperti apa. Beberapa kali bertanya kepada teman yang berdomisili di Purbalingga, tapi mereka tidak paham agrowisata yang kami maksud.
“Kalau sudah sampai sini, lanjutkan saya, Mbak. Nyesel nanti, lho.” Ucap seorang lelaki yang bertugas menjaga pintu keluar Gua Lawa. Ya, kami banyak bertanya kepada Beliau usai susur Gua dan sebelum benar-benar fix untuk melanjutkan piknik petik strawberry.
Keinginan kuat untuk petik strawberry menambah semangat kami untuk meneruskan perjalanan. Melihat petunjuk via Google Maps, jarak tempuh dari Desa Siwarak, lokasi Gua Lawa berada, menuju Desa Gunung Lompong hanya berjarak lebih kurang 8 km. Namun, menurut seorang penjaga parkir Gua Lawa, medan yang harus kami lalui lebih ekstreme dari perjalanan sebelumnya. Aah..25 kilo meter dengan medan yang begitu asyik saja berhasil terlampaui.
Perjalanan menuju Desa Siwarak sudah naik turun, dan perjalanan lanjutan tambah jelas. Naik terus, tanpa ada jalan turun. Hahaha Lebih banyak dijumpai jalan berkelok.
Lebih kurang lima belas menit dari Gua Lawa, kami sampai di Agrowisata Kebun Strawberry Desa Gunung Lompong. Yey...Agrowisata ini menjadi pilihan kami, memilih yang lebih dekat. Karena, Desa untuk sampai Serang masih harus menempuh jarak lebih kurang 2 Km.
Berada di bawah bukit Gunung Lompong, udara terasa segar. Terlebih, kebun strawberry uang cukup luas dan memanjang itu berada di depan mata.
Datang pada jam sore, kisaran pukul 15.00 WIB di kawasan kebun Strawberry adalah waktu yang tidak tepat. Mengapa? Karena, strawbery sudah dipetik oleh para pengunjung sedari pagi. Ya, kebun strawberry buka mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Kebanyakan dari pengunjung tuh singgah di Agrowisata dahulu, barulah menuju Gua Lawa.
“Mbak, ini ranjang dan guntingnya buat metik Strawberry. Maaf, guntingnya tersisa satu, bergantian, ya. Oya, petik Strawberry santai saja, Mbak. Tinggal diguning saja, asal jangan merusak pohonnya, ya.” Ujar seorang Mbak yang duduk di gubuk dekat pintu masuk kebun. Wajahnya nampak lelah. Mungkin, karena dari pagi sudah melayani banyak pengunjung, ya.
Tidak ada tiket masuk secara resmi dari pemilik Agrowisata. Hanya saja, ada aturan jika ingin petik Strawberry, kemudian dimakan di tempat, pengunjung harus membayar uang sejumlah Rp 15.000. Makan sepuasnya, tanpa membawa pulang. Sedangkan bagi pengunjung yang ingin membawa pulang Strawberrynya, tanpa makan di tempat, akan dihitung berdasarkan hasil petik, dimana pengunjung wajib membayar Rp 35.000 per kilo. Ingat, tanpa mencicipinya di tempat lho, ya.
Hasil petik kami saat itu tidak banyak. Hanya mendapat beberapa ons saja dan Tante membayar Rp 10.000. Ya...gimana akan mendapat banyak, sampai lokasi saja sudah sore. Hahaha Tapi tidak menyesal, kok! Karena, petik Strawberry itu asyik banget. Aplagi kalau sudah melihat si merah nampak sudah jelas, langsung lari bahagia, gitu. Ya...maeski saat sampai di depannya, ternyata Strawberry telah busuk atau sudah tidak segar lagi. Hihihi
Tidak apalah, terpenting rasa penasaran akan petik Strawberry sudah terbayar. Kami cukup bahagia dan merasa puas atas sebuah pelayanan dari penjaga Agrowisata Kebun Strawberry Desa Gunung Lompong.
Saat kami akan pulang, Mas Penjaga menyarankan supaya tidak putar balik melalui jalan Gua Lawa, melainkan lurus, terus melewati Desa Serang, yang ternyata jarak tempuhnya lebih dekat, ketimbang lewat Kecamatan Bobotsari. *pengalaman*
Omong-omong tentang wisata Purbalingga dan jalan yang naik turun untuk menuju Agrowisata Kebun Strawberry, akan lebih baik jika kamu ke sana naik mobil. Tidak bakal menolak seandainya bisa explore wisata Purbalingga bersama Toyota Agya. Ini akan menambah daftar kunjungan wisata.
Bagaimana tidak, ya. Toyota Agya ini nyaman banget untuk diajak jalan kemana saja. Tidak usah banyak banyak pertimbangan, karena fasilitas yang diberikannya full service, sampai pada tingkat keamanan. Apalagi kalau ngomongin hematnya bahan bakar, Toyota Agya tidak usah diragukan lagi.
Haai, Toyota Agya, kapan kita explore wisata bareng? Mau wisata mana saja tidak bisa menolak asal ditemani Agya! Indonesia kaya wisata, Kawan. :)
12 comments
minta dong strawberrynyaaa
ReplyDeleteiya indonesia ini kaya dengan wisata alamnya, apalagi jika kita sering mengeskplorasinya, mungkin akan banyak hal yang akan bisa kita temui
ReplyDeleteTapi toyota agya tidak bisa muat banyak orang, :D, coba bisa muat orang sekampung pasti beli hehe kidding..,
ReplyDeleteEnak ya metik stawberry sendiri. Belum pernah e punya pengalaman kaya gitu.
ReplyDeletewah kalau di daerah solo juga ada tuh.. di gunung lawu daerah cemoro sewu.. masih seger seger
ReplyDeletewahh, pengalaman yang menarik. thankss infonya.. kebeneran pengen kesana.. thankks yaaa review nya
ReplyDeleteWah di purbalingga ada juga ya tempat wisata kaya ginian, baru tau :D
ReplyDeletepaling suka sama buah yang satu ini.
ReplyDeleteenak dipandang dan enak dirasa juga :D
Kalo di cicipi boleh gak strawberry nya?
ReplyDeleteAtau bayar dulu baru bisa mencicipi
Enak ya metik stawberry sendiri. Belum pernah e punya pengalaman kaya gitu.
ReplyDeletesegar sekali nih, strawberinya langsung pentik langsung malah top pasti rasanya, pengen coba...
ReplyDeleteMerah-merah bikin ngiler hehehe. Dua kali ke sini main eh gak pernah dapat kebun yang lagi berbuah, gak pas musimnya :D
ReplyDelete