Membaca atau mendengar kata Dawet Ayu, apa yang terlintas dalam pikiran teman-teman? Saya yakin, beberapa teman sudah ada yang tahu apa itu Dawet Ayu.
Dawet Ayu yaitu minuman khas Banjarnegara. Ya, sudah pada tahu, kan? Sebentuk minuman dimana cendol yang terbuat dari tepung beras dan daun pandan, ditambah dengan santan dan gula jawa yang sudah cair. Dawet Ayu akan terasa lebih nikmat bila disajikan dalam keadaan dingin.
Lalu, adakah kaitan dengan DawetAyu.Org?
Ada banget! Peduli potensi daerah Banjarnegara, beberapa pemuda membuat wadah untuk sharing seputar Kabupaten Banjarneagra. Ya, DawetAyu.Org adalah sebentuk media untuk menumpahkan ide, gagasan, pendapat yang berkaitan dengan Banjarnegara melalui web blog.
Lalu, siapa yang bisa turut berkreasi di dalamnya? Mereka adalah para Blogger yang tak kenal lelah untuk terus eksplore Banjarnegara dan berdomisili di Banjarnegara. Wadah yang kemudian menjadi sebentuk komunitas tersebut belum lama berdiri. Kira-kira bulan Maret 2015. Terhitung baru dua bulan, ya.
Seperti yang sudah saya tulis di atas, tujuan dibentuknya komunitas tersebut yaitu untuk menginformasikan sekaligus mengeksplore "kekayaan" yang ada di Banjarnegara melalui media online berupa web blog agar apa yang ada di kota Dawet Ayu makin dikenal dunia.
Sabtu (11/04/15), kali pertama DawetAyu.Org mengadakan piknik bersama. Telaga Dringo dan Kawah Candradimuka menjadi objek pertama yang kami eksplore. Dua objek tersebut berlokasi di Desa Pekasiran, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara.
Sesuai dengan rencana, kami berniat untuk eksplore maksimal. Oleh karenanya, kami harus camping atau bermalam di Telaga Dringo. Hujan lebat pada siang hari tidak menyurutkan niat kami untuk mendirikan tenda di sekitar Telaga Dringo. Cukup surprise ketika sampai lokasi pada sore hari, hujan sudah reda.

Sangking bahagianya melihat panorama Telaga Dringo yang amat menawan, kami pun tambah semangat untuk mendirikan tenda di sekitar Telaga. Kami sampai lokasi tepat pukul lima sore. Tidak banyak yang kami lakukan saat senja menyapa kecuali menikmatinya.
Mengingat ada tiga perempuan (termasuk saya) yang turut eksplore Telaga Dringo, para lelaki pun sedikit survey akses jalan sekitar telaga. Ya, mereka mengadakan survey terlebih dahulu, karena ini pertama kalinya kami ke sini.
Agenda pagi hari tak lain kami susur kawasan telaga. Tidak menyangka, kalau saya mampu mencapai puncak yang mana suguhan beberapa objek wisata dieng nampak dari puncak telaga. Sumur Jalatunda, misalnya.
Eksplore Telaga Dringo yang diikuti oleh enam orang (Mas Ganjar, Mas Dian, Mas Ivan, Idah, Lulu dan Winda) lebih dari memuaskan. Hanya saja, Mas Ganjar dan Mas Dian merasa masih perlu untuk berkunjung ke Telaga Dringo kembali untuk eksplore sabana yang berada di sebelah kiri Telaga. Ya, mereka akan mengunjungi Telaga Dringo dan kembali camping di sekitar Sabana.
Teman-teman ada yang mau join camping di sekitar Sabana bersama mereka?
Baca juga posting terkait Kawah Candradimuka.